Ritsleting, resleting, atau apa?
Dalam sebuah jajak pendapat melalui Twitter Ivan lanin, lebih banyak yang memilih "resleting" untuk menyebut penemuan ratusan tahun lalu tersebut. Kemungkinannya, karena tiga deret huruf konsonan (-tsl-) sulit dilafalkan, sehingga terasa lebih mudah mengabaikan huruf "t" pertama dalam kata "ritsleting".
Kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia ini diserap dari bahasa Belanda ritssluiting (Jones, 2008, hlm. 267) dan baru "dibakukan" sebagai kosakata bahasa Indonesia pada KBBI IV (Pusat Bahasa, 2008, hlm. 1178). Itu sebabnya kata ini tidak ditemukan pada KBBI Daring yang datanya bersumber dari KBBI III.
Salah satu komponen penting dalam tata busana ini memang punya banyak nama. Penemunya, orang Amerika bernama Elias Howe, juga penemu mesin jahit. Ia memegang patennya sejak 1851. Blog perpustakaan Smithsonian asal Amerika Serikat mencatat, nama asli dalam paten itu "Automatic Continuous Clothing Closure".
Pun pada 1893, saat penemu lainnya, Whitcomb Judson, mematenkan produk serupa ritsleting dengan nama "Clasp Locker".
Nama "Zipper" baru populer pada 1920-an. Adalah B.F. Goodrich Company, yang menggunakan nama itu sebagai jenama sepatu kulit produknya. Lalu istilah inipun populer menjadi sebutan untuk ritsleting di Amerika Serikat.
0 Comments